SI GADIS TAK BERAMBUT PANJANG
Oleh : Asep Suhermin
Jengkalan-jengkalan
kerapuhan menguak sendiri dalam riak
Melewati
titian tangga berderak dalam kelelahan
Engkau
menjerit dalam terompet perak
Meniupkan
kegalauan cita-cita diujung amarah
Gagal,
kembali engkau taburkan
Namun…..
Memang
tak ada guna memilih diam
Engkau
kembali berayun diujung senja
Namun
tak kau perhatikan tahi burung-burung gereja berjatuhan
Bersaing
merebut tempat terdekat
Dimana
ada batang-batang pohon coklat yang kuat kau sandarkan
Sambil
bernyanyi menjemput pagi disore hari
Engkau
tersakiti karena kaki-kaki pegal
Jalanan
pun terasa penuh bebal
Engkau
kulihat menyapu kekesalan
Dengan
terus berjalan dalam rambut-rambut tak bertuan
Karena
memang kau sendiri tak punya
Hanya
kecantikan dibalik kerudung hitam yang terlunglai
Tertiup
angin dalam benih-benih puisi
Kini…….
Kau
terbaring
Kau
terkulai, dalam cermin
Dan
bongkahan-bongkahan kubus es balok
Menunggu
terpejam dan mencium udara
Menjadi
gadis terkuat dalam kelemahan yang menghardik kelopak mata
Akan
tetapi, tak kau pedulikan dan pergunakan
Karena
memang kau satu-satunya gadisku..setia
Puisi
tahun 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar