Rabu, 03 Oktober 2012

KULIAH KERJA NYATA PROFESI (KKNP)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Masalah
Telah kita ketahui bahwa fungsi keuangan berhubungan arus dan alur proses yang dipakai perusahaan. Pertama, perlu diperoleh uang yang cukup untuk mendukung kegitan manufaktur, pemasaran dan kegiatan lain yang dilakukan perusahaan. Kemudian, dana perlu dikendalikan untuk memastikan dana tersebut digunakan dengan cara yang efektif
Semua manajer dalam perusahaan memiliki tanggung jawab dalam pengendalian Internal, seperti manajer produksi yang bertanggung jawab dalam alur produksi dan implementasinya, manajer keuangan yang bertanggung jawab dalam aliran kas dan keuangan yang ada dalam perusahaan. Informasi yang menjelaskan arus uang-baik anggaran maupun aktual-memungkinkan manajer bertanggung jawab dalam masalah keuangan.
Sistem Informasi merupakan suatu subsistem yang dapat menjadi patokan atau informasi kepada orang atau kelompok baik didalam maupun luar perusahaan mengenai alur yang terjadi dalam perusahaan. Informasi disajikan dalam bentuk laporan khusus, hasil dari simulasi matematika, komunikasi elektonik dan sistem dari pakar.
Sistem Informasi akuntansi merupakan satu-satunya komponen input yang terdapat dalam seluruh sistem informasi fungsional. Catatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi perusahaan dapat disediakan oleh Data Akuntansi yang telah diproses sedemikian rupa pada Sistem Informasi yang berjalan.
Sistem Informasi Akuntansi akan menjadi aturan tidak baku agar segala informasi mulai dari hierarki jabatan hingga laporan yang disajikan, menjadi lebih terstruktur dan terealisasi dengan baik. Sebuah jabatan yang ganda dan dikerjakan lebih dari satu orang, akan memungkinkan pengeluaran perusahaan bertambah, sebab memungkinkan penambahan upah lembur, Atau bahkan pekerjaaan yang tidak terlaksana dengan baik dan tepat waktu karena peusahaan tidak ingin mengeluarkan upah lembur.
Sistem Informasi Akuntansi juga akan dipakai dalam pengendalian intern yang akan dibutuhkan dalam sebuah perusahaan. Secara garis besar, prosedur pengendalian dapat dipilah menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian, sedangkan tahap kedua adalah penyusunan program audit untuk pengujian substantif. Auditor dapat memilih pendekatan pengujian terutama substantif atau pendekatan risiko pengendalian rendah. Dengan pendekatan pengujian terutama substantif, auditor merencanakan prosedur pemahaman struktur pengendalian intern yang kurang ekstensif. Auditor merencanakan untuk memperluas pengujian substantif. Meskipun demikian,bila auditor menemukan indikasi-indikasi yang memungkinkan auditor dapat menentukan risiko pengendalian rendah. Bila pendekatan risiko pengendalian rendah digunakan maka auditor merancang melakukan pemahaman dan pengujian terhadap SPI secara ekstensif.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, penulis tertarik untuk meninjau Sistem Informasi Akuntansi dan implementasinya dalam pengendalian alur dokumen yang digunakan di PT. SINAR PANGJAYA MULIA, dengan judul : “TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG SEBAGAI PENGENDALI INTERN DI PT SINAR PANGJAYA MULIA DIVISI RASCHEL, CIMAHI”.

1.2        Tujuan Kuliah Kerja Nyata Profesi
Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan oleh penulis di PT PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi raschel ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan perusahaan.
2.      Mengetahui sistem pengendalian intern yang dilakukan terhadap alur Dokumen pada akun piutang yang sesuai dengan Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan perusahaan.
3.      Mengetahui implementasi dari sistem informasi akuntansi yang diterapkan di perusahaan ini.



1.3        Kegunaan Kuliah Kerja Nyata Profesi
Setelah Kuliah Kerja Nyata Profesi dilaksanakan maka diharapkan dapat berguna bagi penulis, perusahaan, dan Jurusan Akuntansi Universitas Nasional PASIM :
1.      Bagi penulis, KKNP dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai kesesuaian teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan realitas pekerjaan yang sebenarnya dilakukan di perusahaan sehingga dapat bekerja lebih baik lagi dengan didasari teori-teori yang diperoleh untuk menjadi bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2.      Bagi perusahaan, adanya KKNP ini, diharapkan dapat menjadi informasi dan evaluasi Alur produksi beserta dokumen-dokumen pendukungya yang wajib diterapkan dalam implementasinya, apakah telah sesuai dengan standar yang seharusnya atau belum
3.      Bagi Pihak lain, KKNP ini diharapkan menjadi bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya

1.4        Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi dari Sistem Informasi yang dibakukan oleh perusahaan. Karena itulah penulis aka membandingkan dua variabel diatas. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif, yaitu penjabaran secara global mengenai situasi dari masing-masing variabel kemudian menganalisanya dengan membuat perbandingan.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.      Data Primer
Adalah data yang diperoleh dengan cara studi lapangan di perusahaan dan diperoleh wawancara dan observasi
b.      Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan sebagai landasan teoritis tentang masalah yang dihadapi. Data-data ini diperoleh dari Buku-buku, Hasil penelitian dan referensi lainnya.
Untuk teknik pengumpulan data terdiri dari :
a.       Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari literature yang sesuai dengan masalah yang sedang dibahas oleh penulis.
b.      Studi Lapangan, Yaitu pengumpulan data dengan cara :
1.   Wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab dengan bagian-bagian terkait
2.   Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek yang sedang diteliti.
c.       Membandingkan dengan penelitian sebelumnya




1.5        Lokasi dan Waktu KKN
1.      Penulis melaksanakan KKNP pada divisi Raschel PT PT SINAR PANJAYA MULIA yang berlokasi di Jln Leuwi Gajah 151 Cimahi.
2.      Lamanya praktek kerja yaitu 1 bulan, mulai tanggal 18 Januari 2010 sampai 8 Februari 2010, dengan rencana jadwal Kuliah Kerja Nyata Profesi seperti pada tabel berikut ini.
Kegiatan
Pelaksanaan Tahun 2010
Maret
April
Mei
Keterangan
Observasi



Pengumpulan data



Penyusunan laporan




Bimbingan Laporan













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(TINJAUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI)
     
2.1  Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1     Pengertian Informasi
Pengertian data dan informasi berbeda. Data merupakan masukan untuk diproses menjadi informasi. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diolah atau diproses sedemikian rupa sehingga dapat berguna untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.
Sutabri (2005:16), mengemukakan bahwa :
“data adalah bahan mentah yang dproses untuk menyajikan informasi”

Sedangkan informasi menurut Sutabri (2005:22)
“Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”


2.1.2  Karakteristik Informasi
Informasi memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya mempunyai nilai dan berguna. Menurut Krismiaji (2002:15), Sistem dapat memberikan manfaat bagi para pemakainya apabila memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut :
a.      Relevan, menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikan kemampuan untuk memprediksi atau menegaskan/membenarkan ekspetasi semula
b.      Dapat dipercaya, bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi
c.       Lengkap, Tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai
d.      Tepat waktu, disajikan pada saat tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan
e.      Mudah dipahami, disajikan dalam format yag mudah dimengerti
f.        Dapat diuji kebenarannya, Memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen


2.1.3  Elemen-elemen Informasi Akuntansi
Cecil Gillespie yang diterjemahkan oleh Drs. Zaki Baridwan Menjelaskan tentang Unsur-unsur sistem sebagai berikut :
a.      Klasifikasi rekening merupakan penggolongan rekening-rekening yang digunakan dalam sistem akuntansi
b.      Buku besar dan buku pembantu, berisi rekening-rekening riil dan nominal yang digunakan dalam sistem akuntansi. Buku besar merupakan buku pencatatan terakhir yang dijadikan dasar penyusunan laporan keuangan. Buku pembantu berisi rekening-rekening yang merupakan perincian dari suatu rekening didalam buku besar.
c.       Jurnal, yaitu catatan transaksi pertama kali (books of original Entry)
d.      Bukti transaksi, merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya, sehingga menjadi bukti tertulis atas transaksi tersebut” (Baridwan, 1985:5-6)

Sedangkan Mulyadi mengemukakan bahwa elemen-elemen pokok sistem akuntansi adalah :
a.      “Formulir (form), yaitu dokumen awal yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi, sebagai dasar pencatata ke dalam catatan.
b.      Catatan yang terdiri dari jurnal, Buku besar, dan buku pembantu
c.       Laporan, yang berisi keluaran atau hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan ini dapat berupa neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan laba-ditahan, dan lain-lain.” (Mulyadi, 201:3-5)”

Sementara Nugroho Widjayanto menyatakan bahwa tanpa memandang bentuk perusahaan, suatu sistem informasi selalu terbentuk dari :
a.      Serangkaian formulir tercetak, seperti faktur, nota (Voucher), cek, dan laporan-laporan, yang dipergunakan untuk membangun sistem akuntansi dan administrasi perkantoran, termasuk berbagai prosedur merupakan dasar pembuatan ayat-ayat akuntansi.
b.      Serangkaian buku, baik dalam bentuk fisik berupa kartu-kartu dan buku-buku dalam pengertian harfiah, maupun dalam format hanya terbaca oleh mesin. Buku-buku ini meliputi jurnal (journal, books of original entry), maupun buku besar (ledger, subsidiary ledger)
c.       Serangkaian laporan atau pernyataan (statement), seperti misalnya neraca saldo, abstraksi buku besar, perhitungan laba rugi, dan neraca.
d.      Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data elektronik, yang harus dilaksanakan untuk mencatat berbagai informasi akuntansi pada formulir, buku, jurnal dan buku besar, serta dalam penyusunan laporan dan surat pernyataan.
e.      Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, mesin tik, sarana komunikasi untuk mentransfer data, yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan sistem.” (Widjayanto, 2001:4-5)

Jadi, unsur-unsur pokok sistem Informasi ialah :
a.    Formulir / bukti transaksi
b.   Klasifikasi rekening
c.    Jurnal
d.   Buku besar dan buku pembantu
e.    Laporan

2.1.4  Pengertian Sistem Informasi
Krismiaji (2002:16) memberikan pengertian tentang sistem informasi sebagai berikut :
“Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukan, mengolah, dan menyimpan data dengan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, sistem informasi adalah alur yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, mengolah data dan akhirnya dapat melaporkan data-data tersebut dengan lebih akurat.

2.1.5  Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji (2002:4) memberikan pengertian tentang sistem informasi akuntansi sebagai berikut :
“Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, sistem Informasi Akuntansi ialah alur atau proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan memproses data-data akuntansi yang dibutuhkan perusahaan.
2.1.6  Tujuan Sistem Akuntansi
Penjelasan mengenai tujuan umum sistem akuntansi yang diungkapkan oleh Mulyadi adalah sebagai berikut :
1.      “Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2.      Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3.      Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4.      Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.”(Mulyadi, 2001:19).

2.1.7  Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Cushing (dalam Ruchyat Kosasih, 1995:329), mengemukakan karakteristik sistem informasi akuntansi sebagai berikut :
a.      Kegunaan
Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan sehingga berguna bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan
b.      Ekonomis
Seluruh komponen sistem harus dapat memberikan sumbanganyang lebih besar dari  biaya yang dikeluarkan
c.       Kendala
Hasil pengolahan (Output) sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan harus mampu beroperasi secara efektif.
d.      Pelayanan Langganan
Sistem harus memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada para pelanggan.
e.      Kapasitas
Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani periode-periode operasi puncak seperti halnya periode aktivitas normal.
f.        Kesederhanaan
Sistem harus sederhana sehingga struktur dn operasinya dapat dimengerti dengan mudah dan seluruh prosedur-prosedur dapat diikuti dengan mudah.
g.      Fleksibilitas
Sistem harus cukup fleksibel dan dinamis untuk menampung perubahan dan mengikuti perkembangan sesuai kebutuhan menajemen


2.1.8  Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji (2002:4) mengemukakan peranan sistem informasi sebagai berikut :
a.      Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukannya ke dalam sistem.
b.      Memproses data transaksi
c.       Menyimpan data untuk keperluan di masa mendatang
d.      Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan, atau memungkinkan para pemakai untuk meliuhat sendiri data yang tersimpan di komputer
e.       Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga rupa sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.


2.1.9  Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
Secara umum Tujuan dari penyusunan Sistem Informasi Akuntansi adalah :
1)      Dapat memperbaiki produk dan jasa dengan meningkatkan kualitas, mengurangi biaya, atau menambah atribut yang diinginkan konsumen
2)      Dapat meningkatkan efesiensi dari sistem yang sudah ada
3)      Dapat memberikan informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya untuk memperbaiki pembuatan keputusan
4)      Dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan
5)      Dapat memperbaiki komunikasi
6)      Dapat memperbaiki penggunaan pengetahuan

2.2 Struktur Pengendalian Intern
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur-eksposur (penyimpangan). Suatu organisasi dipengaruhi oleh eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun organisasi itu berjalan dengan baik. Untuk itu manajemen harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci untuk setiap siklus transaksi karena analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan konsep siklus transaksi. Struktur Pengendalian intern suatu pihak mencakup kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai. (Bornard & Hopwood, 2000:174)

2.2.1 Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Pada awal perkembangannya istilah sistem pengendalian intern dimulai dengan istilah internal cek, yang kemudian sejak tahun 1949 berubah menjadi sistem pengendalian intern. Pada dasarnya sistem pengendalian intern telah dikembangkan secara alamiah melalui pengalaman atau trial and error, dan secara naluriah banyak ditemukan pada para pengusaha tradisional yang berusaha mengembangkan sistem pengendalian intern dalam mengamankan hartanya, disamping berkembang secara alamiah sistem pengendalian intern juga berkembang sesuai kebutuhan.
Konsep pengendalian intern menurut Krismiaji adalah:
 rencana organisasi dan metoda yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Sedangkan pengendalian intern menurut Krisimiaji adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi akan dicapai. (Krismiaji, 2001:218-219)

Bornard & Hopwood mengartikan pengendalian intern sebagai kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai (Bornard & Hopwood, 2000:174
Kesimpulan menurut dua pendapat diatas adalah pengendalian intern merupakan metoda yang digunakan, yang pada intinya bertujuan untuk melindungi asset perusahaan, dan memberikan sebuah ouput dalam bentuk laporan yang akurat dan efisien agar tujuan organisasi dapat tercapai

2.2.2 Elemen-elemen Struktur Pengendalian Intern
Bornard & Hopwood enyatakan bahwa dalam pengendalian intern perusahaan terdapat tiga elemen pokok, yaitu : lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur-prosedur pengendalian (Bornard & Hopwood, 2000:174)
Sedangkan krismiaji (2000: 222-223) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern memiliki tiga elemen yaitu :
1.      Lingkungan pengendalian, yang menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor penetapan, peningkatan, atau penurunan efektifitas prosedur dan kebijakan khusus
2.      Sistem Akuntansi, yang terdiri atas metoda dan catatan yang diterapkan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait.
3.      Prosedur pengendalian, yaitu kebijakan dan prosedur yang ditambahkan kelingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diterapkan oleh menajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi akan terapai.


2.2.3 Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Nugroho Widjajanto, “Suatu struktur pengendalian intern harus memiliki usur-unsur pokok sebagai berikut:
a.      Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
b.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya
c.       Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi
d.      Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang dipikulnya .” (Widjajanto, 2001:18)

Sedangkan Mulyadi (2000:166-174) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern yang memuaskan diperoleh dari sistem yang dikoordinasi, yang tidak hanya mengamankan aktiva-aktiva perusahaan tetapi meliputi pula prosedur yang dapat dipercaya dengan biaya yang rendah. Sistem pengendalian intern yang dikoordinasi tersebut akan meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.       Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi
b.      Tidak ada satu departemen pun diberi tanggung jawab untuk melaksanakan semua tahap transaksi
2.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Klasifikasi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar dan susunannya disebut dengan chart of account. Formulir merupakan media perekam penggunaan wewenang dan dokumen untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya.
3.      Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Praktik yang sehat itu adalah :
a.       Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
b.      Pemeriksaan mendadak
c.       Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
d.      Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkokolan diantara mereka dapat dihindari.
e.       Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, sehingga jika terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan sementara.
f.         Secara periodic diadakan kecocokan fisik kekayaan dengan catatannya untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya catatan akuntansi yang ada.
g.       Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek keefektifan elemen-elemen sistem pengendalian intern yang lain. Unit organisasi ini disebit Satuan Pengawasan Intern atau Staff Pemeriksa Intern.

4.      Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh :
a.       Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya
b.      Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya
Kesimpulannya pengendalian intern akan melibatkan struktur organisasi sebagai pemisah tanggung jawab, dan wewenang, yang harus direalisasikan atau dipraktikan oleh karyawan yang bermutu dan mengerti tentang tanggung jawabnya dalam perusahaan itu.

2.2.4 Klasifikasi Pengendalian Intern
Menurut Krismiaji (2002:220-221), prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam sistem ini dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi sebagai berikut :
1.      Menurut Tujuannya, pengendalian dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a.       Pengendalian Preventif, dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut terjadi.
b.      Pengendalian detektif, dimaksudkan untuk menemukan masalah tersebut segera setelah masalah tersebut terjadi, misalnya melakukan pegecekan ulang, membuat rekonsiliasi bank, dan lain-lain.
c.       Pengendalian korektif, dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif dengan cara : Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah, membetulkan berbagai kesalahan yang terjadi dan memodifikasi sistem sehingga masalah yang sama di masa mendatang dapat diminimumkan
2.      Menurut Waktu pelaksanaannya, pengendalian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a.       Pengendalian umpan balik (Feedbak Control), adalah pengendalian yang masuk dalam pengawasan detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula.
b.      Pengendalian dini (Feedforward Control), adalah pengendalian yang termasuk dalam pengendalian preventif, karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi kemungkinan masalah yang akan terjadi (potential problems)
3.      Menurut objek yang dikendalikannya, pengendalian dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a.       Pengawasan umum (general control), adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas pengawasan aplikasi.
b.      Pengawasan apliksi (application control), adalah pengawasan yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi tersebut diperoleh.
4.      Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data, pengawasan dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.       Pengawasan input, dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah, akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukan kedalam proses.
b.      Pengawasan proses, dirancang untuk menjamin bahwa seua transaksi diproses secara lengkap dan akurat, dan semua file dan recor di update secara tetap.
c.       Pengawasan output, dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya
Kesimpulannya berbagai bentuk yang diteorikan dalam pengendalian intern, tujuannya adalah sama yakni meminimalisir permasalahan yang akan terjadi, baik pada sistem alurnya maupun implementasi dari sistem yang dibentuk perusahaan tersebut


2.2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern
La Midjan (2001:68) mengemukakan bahwa
betapapun baiknya sistem pengendalian intern yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang ada, pada pelaksanaanya tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh antara lain pegawai yang berkualitas dan memadai, seperti kerja sama yang tidak sehat, kualitas mental yang tidak baik. Selain itu, faktor biaya tenaga dan alat-alat yang mungkin akan memberatkan perusahaan dalam memberatkan sistem pengendalian intern”


2.3            Piutang
2.3.1 Pengertian Piutang
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2003:36) dalam bukuya yang berjudul penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan mengemukakan bahwa :
“Istilah piutang dapat digunakan bagi semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. Untuk tujuan akuntansi istilah piutang adalah berupa klaim yang diharapkan akan direalisasikan melalui penerimaan kas.”

Sedangkan menurut Niswonger, Fess dan Waren (1997:352) mengemukakan sebagai berikut :
“Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitur lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umum ialah dari pejualan barang ataupun jasa kredit.”

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa piutag adalah klaim yang dibebankan yang akan direalisasikan dalam bentuk uang yang masuk dalam penerimaan kas

2.3.2 Pengertian Pengendalian Piutang
Menurut Niswonger, Fess dan Waren (1997:352) mengemukakan sebagai berikut :
“prosedur rinci dan kebijakan yang dipergunakan manajemen untuk mengendalikan operasi perusahaan disebut pengendalian internal.”
“pengendalian akan mencakup pemisahan operasi perusahaan dan akuntansi untuk piutang, sehingga catatan akuntansi dapat berlaku sebagai pengecekan independen terhadap operasi.”

Sedangkan pengertian pengendalian yang dikemukakan oleh Sutanto dalam (2004:98) sebagai berikut :
Pengendalian meliputi semua metode, kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya.”

Berdasarkan pendapat tersebut, maka pengendalian sangat penting untuk dilaksanakan agar dapat menjamin harta kekayaan perusahaan, dan sebagai alat pengecekan independen terhadap operasi perusahaan.
Dengan demikian pengertian pengendalian piutang adalah suatu metode, prosedur, dan kebijakan perusahaan dalam mengamankan piutang yang ditimbulkan akibat penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

2.3.4 Tujuan Pengendalian Piutang
Sebagaimana dikemukakan  oleh Susanto (2004:98) mengenai tujuan pengendalian internatas piutang adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan dari setiap aktivitas akan dicapai
2.      Untuk mengurangi resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan karena kejahatan, bahaya atau kerugian yang disebabkan oleh penipuan, kecurangan, atau penggelapan.
3.      Untuk memberikan jaminan yang meyakinkan dan dapat dipercaya bahwa semua tanggung jawab hukum telah dipenuhi.”

Berdasarkan pendapat tersebut, maka pengendalian piutang mutlak harus dilakukan dengan tujuan antara lain :
1.      Untuk menjamin keamanan uang atau kas sebagai pendapatan usaha perusahaan hasil penjualan kain yang berupa Piutang usaha
2.      Untuk mengurangi resiko yang akan timbul bagi perusahaan akibat dari kejahatan dan kerugian yang disebabkan oleh penipuan, kecurangan dan penggelapan dari hasil penjualan.
3.      Untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa yang berkaitan dengan piutang dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrasi aupun secara hukum.
4.      Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan karena pendapatan usaha perusahaan yang terbesar adalah dari penjualan kain yang tersedia.

2.3.5 Komponen Pengendalian Piutang
Pengendalian intern memiliki lima komponen, sebagaimana dikemukakan oleh Sutanto (2004:104) adalah sebagai berikut :
1.      Pengendalian lingkungan (Control Environment)
Pengendalian lingkungan adalah pembentukan suasana organisasi serta member kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi.
2.      Menilai Resiko
Menilai resiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.
3.      Pengendalian aktivitas
Pengendalian aktivits adalah kebijakan dan prosedur yang dimiliki manajemen untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa manajemen telah dijalankan sebagaimana seharusnya.
4.      Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi diperlukan oleh semua tingkatan manajemen organisasi untuk mengambil keputusan, laporan keuangan dan mengetahui kepatuhan terhadap kebijakan yang telah ditentukan.
5.      Monitoring (pengawasan)
Monitoring (pengawasan) merupakan proses penilaian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian intern.”

2.3.6 Keterbatasan Pengendalian Piutang
Ada beberapa keterbatasan dari pengendalian intern, sehigga pengendalian tidak dapat berfungsi. Menurut Susanto (2004:17) adalah sebagai berikut :
a.       Kesalahan (error) . Kesalahan muncul ketika pegawai melakukan pertimbangan yag salah atau perhatiannya selama bekerja terpecah.
b.      Kolusi (collusion). Kolusi terjadi ketika dua atau lebih pegawai berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) ditempat mereka bekerja.
c.       Penyimpangan manajemen. Karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan pegawai biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.
d.      Manfaat dan biaya. Konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan. Pengendalian yang masuk akal adalah pengendalian yang memberikan manfaat lebh tinggi dari biaya yang dikeluarkannya untuk melakukan pengendalian tersebut.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengendalian intern yang telah ada secara fisik harus ditunjang oleh tanggung jawab yang tinggi dari pelaksanannya



BAB III
GAMBARAN OBJEK

3.1         Sejarah Singkat Perusahaan
PT Sinar Pangjaya Mulia perusahaan berbadan hukum yang didirikan menggunakan akta notaris sebagai PMDN pada tahun 1984. Awal Berdirinya PT Sinar Pangjaya Mulia bergerak dibidang perajutan dan pada tahun 1992 PT Sinar Pangjaya Mulia mengembangkan usahanya yang semula hanya bidang perajutan kini bergerak juga dibidang garment dan hal tersebut berlanjut hingga sekarang.
Untuk dapat meningkatkan pangsa pasar maka PT Sinar Pangjaya Mulia mengembangkan produksi yaitu dengan membuat springbed dan pembungkus kursi mobil dengan bahan rajut
3.1.1     Visi Perusahaan
PT Sinar Pangjaya mempunyai misi menjadi perusahaan dibidang perajutan benang dan garmen yang tangguh dan mampu menjadi terdepan dalam pangsa pasar domestik. Sebagai ukuran kongkrit maka visi yang dilaksanakan harus didukung dengan parameter bahwa PT Sinar Pangjaya Mulia harus :
a.       Mampu memberikan pelayanan yang sangat berkualitas kepada konsumen
b.      Berperan aktif dalam pasar regional
c.       Perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi serta berorientasi kepada pelanggan untuk kepuasan pelanggan.

3.1.2     Misi Perusahaan
Dengan melihat latar belakang dan tantangan ke depan PT Sinar Pangjaya Mulia memiliki misi :
Menyelenggarakan usaha perajutan benang dan garmen yang bermutu tinggi pada pangsa pasar domestik bahkan mampu bersaing di pasar internasional karena PT Sinar Pangjaya Mulia juga melebarkan usahanya selai di dalam negeri juga sudah mampun ke pasar internasional contohnya Malaysia, Jepang, Dubai, serta mampu menjaga profitabilitas perusahaan.

3.2      Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu Organisasi atau suatu perusahaan merupakan suatu sistem. Suatu Sistem dibangun oleh subsistem-subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama. Subsistem-subsistem itu dikoordinasikan dalam suatu struktur organisasi.
Struktur Organisasi didentifikasikan dengan bagaimana tugas dialokasikan, siapa melapor kepada siapa dalam mekanisme koordinasi serta pola-pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi dari suatu perusahaan sangat tergantung dari jenis perusahaanya, skala perusahaan, lingkungan, dan pengaruhya, daerah operasi perusahaan dan juga kompleksitas perusahaan.
Struktur organisasi harus dapat menarik garis yang tegas antara wewenang dan tanggug jawab setiap posisi dan mengharmonisasikan posisi-posisi tersebut sehingga setiap organisasi dapat bekerjasama dengan baik. Pembuatan struktur organisasi dimaksudkan untuk memudahkan manajemen perusahaan didalam mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi yang dikenal diantaranya :
1.      Organisasi Lini atau Garis
Organisasi ini mempunya bentuk yang sederhana, biasanya dipakai pada organisasi militer, dimana bawahan hanya memiliki dan mengenal satu pemimpin.
Kebaikan :
a.    Sederhana
b.   Cepat dalam pengambilan keputusan
c.    Penuh tanggung jawab
d.   Mudah memelihara displin dan dapat memanfaatkan tenaga yang kurang cakap.
Keburukan :
a.    Kurangya tenaga ahli
b.   Sulit diadakannya koordinasi
c.    Besarnya kepercayaan kepada pemimpin mudah mengalihkan wewenang untuk pekerjaan yang sifatya sukarela


2.      Organisasi Lini dan Staff
Yaitu organisasi yang disusun orang-orangnya secara langsung ikut serta dalam mencapai tujuan dan dibantu oleh staff. Bentuk ini pada umumnya dipakai dilingkungan pemerintah. Staff yang dimaksud adalah unit-unit yang tidak secara langsung ikut serta mencapai tujuan, tetapi hanya memberikan kontribusi dala hal-hal yang tidak langsng dengan menyediakan bantuan dibidang tertentu baik untuk kepentingan unit staff sendiri maupun unit lini.
Kebaikan :
a.    Adanya perbaikan tugas dan pekerjaan akan menjadi sempurna
b.   Kerjasama, koordinasi dan pegembalian dapat dilakukan sebaik-baiknya
c.    Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
d.   Pimpinan lebih leluasa memberikan saran terhadap tugas khusus diluar bagian lainnya.
Keburukan :
a.    Tugas pokok organisasi seringkali dinomor duakan
b.   Intruksi untuk dan proses pengambilan keputusan tidak bisa berjalan dengan cepat dan seringkai berhenti
c.    Antara kelompok kerja seringkali terjadi persaingan tidak sehat
d.   Kadang-kadang staff tidak lagi memberikan saran kepada pemimpin melainkan perintah sehingga menimbulkan pertentangan dengan manajer-manajer lain
e.    Dapat menimbulkan anggapan bahwa para petugas lebih percaya staff dari pada atasannya

3.      Organisasi Fungsi
Organisasi ini pada umumya terdapat pada organisasi niaga. Dalam organisasi ini disusun atas dasar kegiatan dari tiap-tiap fungsi sesuai dengan kepentingan perusahaan. Dimana tiap-tiap fungsi atau kegiatan seolah-olah terpisah berdasarkan atas bidang keahliannya.
Kebaikan :
a.    Adanya pembagian pekerjaan yang sempurna
b.   Kesempatan bagi pegawainya untuk berkembang
c.    Ikut sertanya para pegawai dalam pengambilan keputusan
d.   Kesempurnaan dalam membuat analisa pekerjaan
e.    Adanya kerjasama yang baik dan fleksibilitas
Keburukan :
a.    Suatu sistem yang begitu ruwet
b.   Koordinasi menjadi hal yang sangat vital
c.    Disiplin sukar dapat ditegakan
d.   Sukar mendapatkan pimpinan yang mempunyai pengetahuan yang luas karena persyaratannya berdasarkan tingkat-tingkat keahlian


4.      Organisasi Panitia
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau sebuah dewan.
Kebaikan :
a.    Adanya dorongan kerjasama secara sukarela
b.   Adanya koordinasi secara koordinasi
c.    Sumbangan adanya kelanjutan kebijaksanaan
d.   Dapat membuat rekomendasi secara kolektif
e.    Memainkan peranan sebagai pendidik
Keburukan :
a.    Dalam sistem ini tanggung jawab dibagi-bagi antara anggota
b.   Mendorong adanya kompromi
c.    Kurang adanya sifat-sifat kepemimpinan
d.   Banyak waktu yang terbuang oleh para anggota sehingga tidak memadai untuk melaksanakan program kegiatan yang tertentu
Dari kempat bentuk organisasi diatas maka PT Sinar Pangjaya Mulia termasuk kedalam bentuk organisasi fungsional karena perusahaan ini disusun berdasarkan kegiatan dari tiap-tiap fungsi sesuai dengan kepentingan perusahaan. Bentuk Organisasi ini juga pada umumya terdapat pada organisasi niaga.






















Adapun Wewenang dan tanggung jawab masing-masing hierarki adalah sebagai berikut :
1.      PIMPINAN
a.       Memimpin, mengelola serta bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan
b.      Memantapkan tugas dan wewenag dari setiap manajer yang bertanggung jawab kepadanya
c.       Merumuskan tujuan perusahaan dan menetapkan garis besar kebijakan perusahaan
d.      Melakukan koordinasi dan pengendalian disemua organisasi disemua organisasi sehingga terciptanya keserasian kerja
e.       Melakukan kontrol terhadap aktivitas seua bagian dalam organisasi

2.      PPIC
a.       Mengajukan usul kepada pimpinan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi
b.      Berhak menegur bawahan, dengan disertai sarn-sarn yang bersifat koreksi atas penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
c.       Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan
d.      Bertanggung jawab atas pembuatan laporan yang menyangkut masalah kualitas atas barang yang diproduksi
e.       Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
3.      KEPALA GUDANG
a.       Mengajukan usul kepada pimpinan untuk perbaikan proses penyimpanan kain di Gudang
b.      Berhak menegur bawahan, dengan disertai sarn-sarn yang bersifat koreksi atas penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
c.       Bertanggung jawab langsung terhadap departemen PPIC atas hasil kerjanya
d.      Bertanggung jawab terhadap persediaan yang ada di gudang

4.      KEPALA PRODUKSI
a.       Mengajukan usul kepada pimpinan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi
b.      Berhak menegur bawahan, dengan disertai sarn-sarn yang bersifat koreksi atas penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
c.       Bertanggung Jawab langsung kepada departemen PPIC
d.      Bertanggung jawab terhadap penyediaan laporan yang menyangkut masalah kualitas atas barang yang diproduksi
e.       Bertanggung jawab atas kelancaran produksi

5.      KEPALA REGU WARPING
a.       Mengajukan usul kepada pimpinan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi
b.      Berhak menegur bawahan, dengan disertai sarn-sarn yang bersifat koreksi atas penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
c.       Bertanggung jawab langsung kepada kepala produksi
d.      Bertanggung jawab terhadap pembuatan laporan yang menyangkut masalah kualitas atas barang yang diproduksi
e.       Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
f.        Bertanggung jawab atas pemakaian sparepart

6.      KEPALA REGU RASCHELL
a.       Mengajukan usul kepada pimpinan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi
b.      Berhak menegur bawahan, dengan disertai sarn-sarn yang bersifat koreksi atas penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
c.       Bertanggung jawab langsung kepada kepala produksi
d.      Bertanggung jawab terhadap pembuatan laporan yang menyangkut masalah kualitas atas barang yang diproduksi
e.       Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
f.        Bertanggung jawab atas pemakaian dan penggunaan sparepart

7.      OPERATOR
a.      Bertanggung jawab langsung kepada kepala regu
b.      Bertanggung jawab terhadap hasil produksi atau komponen-komponen yang ada dibagiannya
c.       memperhatikan dan menaati fungsi, wewenang, tanggung jawab dan peraturan serta kebijakan perusahaan.

3.3      Aktivitas Usaha PT Sinar Pangjaya Mulia Divisi Raschel
3.3.1        Jenis Benang yang dipakai

No.
Jenis Benang
Merk
Lot


1
NYLON FILL 15-1762
DUPON
8082

2
NYLON FILL 20-1 BY
INDACHI
00A0

3
NYLON FILL 30-1 B
INDACHI
03A0

4
NYLON FILL 30-1 B
INDACHI
04A0

5
NYLON FILL 30-1 B
INDACHI
01A0

6
NYLON FILL 30-1 B
INDACHI
05A0

7
NYLON FILL 30-1 B
INDACHI
07A0

8
NYLON FILL 40-10 FR
INDACHI
01A0

9
NYLON FILL 40-10 FR
INDACHI
02A0

10
NYLON FILL 40-10 FR
INDACHI
03A0

11
NYLON FILL 40-12 FU
INDACHI
02A0

12
NYLON FILL 40-10-2694
ITS
*05

13
NYLON FILL 40D/12F FD
PRS
JB071106

14
NYLON FILL 40-10-2694
ITS
*09

15
NYLON FILL 40-10-2694
ITS
*08

16
NYLON FILL 40-10 FD
ACELAN
G04-14

17
NYLON FILL 40-12 BYR
INDACHI
00A0

18
NYLON FILL 40-12 BYR
INDACHI
02A0

19
NYLON FILL 40D/12F BRT
PRS
BTF070603

20
NYLON FILL 40-12 SPK
HYOSUNG
QA42

21
NYLON FILL 40-12 SPK
HYOSUNG
F750

22
NYLON FILL 40-12 TBR
ACELAN
M64-21B

23
NYLON 40-13 BYU
INDACHI
01A0

No.
Jenis Benang
Merk
Lot


24
NYLON 40-13 BYU
INDACHI
02A0

25
NYLON 40-13 BYU
INDACHI
03A0

26
NYLON FILL 40-13 FD
HYOSUNG
Q491

27
NYLON FILL 40-13 FD
HYOSUNG
Q494

28
NYLON FILL 40-13-21Y4
ITS
10

29
NYLON FILL 40-13-21Y4
ITS
*02

30
NYLON FILL 70-17-204(F7)
ITS
*07

31
NYLON FILL 70-24 BYR
INDACHI
05A0

32
NYLON FILL 70-24 BYR
INDACHI
06A0

33
NYLON FILL 70-24 BYR
INDACHI
03A0

34
NYLON FILL 70-24 BYR
INDACHI
08A0

35
NYLON FILL 70-24 BYR
INDACHI
09A0

36
NYLON FILL 70-24 SR
INDACHI
00A0

37
NYLON FILL 70-24 SR
INDACHI
01A0

38
NYLON FILL 70-24 SD
ACELAN
747-9B

39
NYLON FILL 70-24 SU
INDACHI
00A0

40
NYLON FILL 70-24-2294-CH
ITS
*02

41
NYLON FILL 70-24-2294-CH
ITS
*03

42
NYLON FILL 70-24-309-BO
ITS
*04

43
NYLON TEXT 40D/174 F SD
ACELAN
4146Z

44
NYLON FILL 70D/24F SD BLACK
PRS
GS MB070706

45
NYLON FILL 70D/24F SD BLACK
PRS
GS M30070920

46
NYLON FILL 50-10-2694
ITS
*02

47
POLY FILL 40/24 SDY SDE
HYOSUNG
1359

48
POLY FILL 50/24 SDY SDC
POLYSINDO
91108_J(9)

49
POLY FILL 50-24-360-BO
ITS
36

50
POLY FILL 50-24-260-BO
ITS
36

51
POLY FILL 50-36-S960
ITS
56

52
POLY FILL 75-36-260(N10)
ITS
31

53
POLY FILL 75-36-260(PO)
ITS
36

54
POLY FILL 75-36-260(PO)
ITS
30

55
POLY FILL 75-36-260(N10)
ITS
36

56
POLY FILL 75-36-260(N1)
ITS
38

57
POLY FILL 75-36-260-BO
ITS
38

58
POLY FILL 75-36-S960(N10)
ITS
50

59
POLY FILL 75-36-260-BO
ITS
36

No.
Jenis Benang
Merk
Lot


60
POLY FILL 75-36-S960-BO
ITS
50

61
POLY FILL 200-96-S910
ITS
30

62
POLY FILL 75/36 SDY SDC
-
9222

63
POLY FILL 75/36 SDY SDC
TEXMACO
9226_J(9)

64
POLY FILL 75/36 SDY SDC
TEXMACO
7025_J(9)

65
POLY FILL 75/36 SDY SDC
TEXMACO
7031_J(9)

66
POLY FILL 75/36 SDY SDC
TEXMACO
9230_J(9)

67
POLY FILL 75/36 SDY SDC
POLYSINDO
9315

68
POLY FILL 75/36 SDY SDC
POLYSINDO
7043_J(9)

69
POLY FILL 75/36 SBT SDY
POLYSINDO
93207_J(7,5)

70
POLY FILL 75-36-260(N10)
ITS
30

71
POLY FILL 75-36-S960(N10)
ITS
30

72
POLY FILL 75/36 1A BRIGHT
SULINDAFIN
BR73017

73
POLY TEXT 75/1-36 SD
TEXFIBRE
1398.22

74
POLY TEXT 75/36
POLYFIN
2204

75
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
4R243XEQ

76
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
4R24375

77
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
4R350-75

78
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
4R302-75

79
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
73303

80
POLY TEXT 75/36
POLYSINDO
73305

81
POLY TEXT 150/48
-
4U198150

82
SPANDEX 20 D
CENTERLON
-

83
SPANDEX 30 D
ROICA
724 PV

84
SPANDEX 30 D
HYOSUNG
K269

85
SPANDEX 30 D
HYOSUNG
Z3572

86
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4659

87
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
TJ 492

88
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4521

89
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4500

90
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4500 (L)

91
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4500 (R)

92
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4600

93
SPANDEX 40 D
HYOSUNG
Z4000

94
SPANDEX 40 D
ACELAN
5701

95
SPANDEX 40 D
LYCRA
T162B

No.
Jenis Benang
Merk
Lot


96
SPANDEX 40 D
LYCRA
539B

97
SPANDEX 40 D
LYCRA
J49B

98
SPANDEX 40 D
LYCRA BLACK
1A064

99
SPANDEX 40 D
LYCRA
T275B

100
SPANDEX 40 D
LYCRA
1U151

101
SPANDEX 40 D
ACELAN
5105-09

102
SPANDEX 40 D
ROICA
421

103
SPANDEX 40 D
ROICA
4917

104
SPANDEX 40 D
DORLASTAN
V500

105
SPANDEX 70 D
HYOSUNG
Z7650

106
SPANDEX 70 D
ROICA
351 SP

107
SPANDEX 70 D
LYCRA
T162C

108
SPANDEX 70 D
LYCRA
1U336

109
SPANDEX 70 D
ACELAN
7615-04

110
SPANDEX 70 D
TOPLON
747

111
SPANDEX 140 D
HYOSUNG
A4660

112
SPANDEX 140 D
HYOSUNG
A4664

113
SPANDEX 140 D
HYOSUNG
A4662

114
SPANDEX 140 D
HYOSUNG
A4665

115
SPANDEX 140 D
ROICA
501KS

116
SPANDEX 140 D
ROICA
751KS

117
SPANDEX 140 D
ROICA
755KS

118
SPANDEX 140 D
ROICA
421

119
SPANDEX 140 D
ROICA
754

120
SPANDEX 140 D
LYCRA
T162 C

121
SPANDEX 140 D
LYCRA
T146C

122
SPANDEX 140 D
LYCRA
1U430

123
SPANDEX 140 D
DUPON
T164 C

124
SPANDEX 140 D
ELASPAN
E02C

125
SPANDEX 140 D
ACELAN
E1401-23

126
SPANDEX 140 D
TEXLON
1507

127
SPANDEX 140 D
DORLASTAN
V500

128
SPANDEX 140 D
ELASPAN
EC246

129
SPANDEX 210 D
ROICA
773KS

130
SPANDEX 210 D
HYOSUNG
B1542

131
SPANDEX 210 D
-
262KS

No.
Jenis Benang
Merk
Lot


132
SPANDEX 280 D
HYOSUNG
B8544

133
SPANDEX 280 D
HYOSUNG
B8545

134
SPANDEX 280 D
ROICA
282KS

135
SPANDEX 280 D
ROICA
C804

136
SPANDEX 280 D
LYCRA
1U532

137
SPANDEX 280 D
ACELAN
25B6555

138
SPANDEX 310 D
ROICA
784

Tabel 3.1
3.3.2 Kain yang dihasilkan

ARTICLE

JENIS KAIN
PERMINTAAN
LEBAR
GRAMASI
N 62030
TULLE NYLON
165 CM
23 GR/M2
NS 12001
TW TRICOT BRIGHT
150 CM
185 GR/M2
NS 12007
TW TRICOT BRIGHT
150 CM
200 GR/M2
NS 12010
TW TRICOT DOFT
150 CM
200 GR/M2
NS 12015
TW TRICOT DOFT
150 CM
230 GR/M2
NS 12016
TW TRICOT DOFT
150 CM
185 GR/M2
NS 12018
TW TRICOT DOFT
150 CM
150 GR/M2
NS 12021
TRICOT SALUR
150 CM
320 GR/M2
NS 12022
TW TRICOT TEBAL
150 CM
320 GR/M2
NS 12030
TRICOT SALUR
150 CM
260 GR/M2
NS 13001
TW TRICOT
150 CM
320 GR/M2
NS 22023
SATIN NET BRIGHT
160 CM
235 GR/M2

ARTICLE

JENIS KAIN
PERMINTAAN
LEBAR
GRAMASI
NS 22025
SATIN NET DOFT
160 CM
235 GR/M2
NS 23003
SATIN LYCRA BRIGHT
160 CM
180 GR/M2
NS 23004
SATIN LYCRA BRIGHT
160 CM
160 GR/M2
NS 23005
SATIN LYCRA DOFT
160 CM
160 GR/M2
NS 33001
TW CORDUROY
175 CM
220 GR/M2
NS 33010
CORDUROY ZIG-ZAG
160 CM
220 GR/M2
NS 44004
POWER NET NYLON
160 CM
185 GR/M2
NS 63003
TRICOT GLOVE
150 CM
165 GR/M2
NS 64001
TYLE NET
120 CM
70 GR/M2
NS 64003
SMALL TYLE NET
125 CM
80 GR/M2
NS 64007
SMALL TYLE NET MONO
160 CM
45 GR/M2
NS 64009
SMALL TYLE NET
170 CM
85 GR/M2
NS 64010
TYLE NET
160 CM
70 GR/M2
NS 64016
SMALL TYLE NET
170 CM
100 GR/M2
NS 64018
TYLE JARING
120 CM
70 GR/M2
NS 64019
TYLE JARING
160 CM
70 GR/M2
P 11003
POLY MESH
153-160 CM
25-30 GR/M2
P 52009
NYLEX BRIGHT
160 CM
200 GR/M2
P 52021
NYLEX DOFT
168 CM
149 GR/M2

ARTICLE

JENIS KAIN
PERMINTAAN
LEBAR
GRAMASI
P 62009
TULLE POLY
150 -160 CM
35 GR/M2
P 62010
TULLE POLY
147-150 CM
35 GR/M2
PS 12002
TW TRICOT POLY
150 CM
320 GR/M2
PS 22011
SATIN NET POLY
160 CM
240 GR/M2
PS 44004
POWER NET POLY
160 CM
210 GR/M2
Tabel 3.2

3.3.3        Distribusi dan Daerah Pemasaran
PT Sinar Pangjaya Mulia bergerak dibidang perajutan dan garmen dimana untuk perajutan 30 % digunakan memenuhi pesanan luar negeri (ekspor) dan 70 % digunakan untuk memenuhi pesanan didaam negeri. Sedangkan untuk garmen sebesar 60% digunakan untuk memenuhi pesanan luar negeri. Untuk pemesanan dalam negeri daerah-daerah pendistribusian selain Bandung adalah Jakarta, Bali, Surabaya, sedangkan untuk luar negeri PT Sinar Pangjaya sudah mampu mengekspor ke Malaysia, Jepang, Australia dan Dubai.

3.3.4        Metode Persediaan Bahan Baku
Metode persediaan bahan baku pada PT Sinar Pangjaya Mulia yaitu : Pemesanan bahan baku berdasarkan pada perkiraa bahan itu saja. Apabila penjualan meningkat pada tahun berjalan, maka total jumlah pembelian persediaan bahan baku akan ditambah, namun sebaliknya apabila penjualan menurun maka pembelian persediaan bahan baku pada tahun berikutnya akan dikurangi.
3.3.5        Proses Produksi
Proses Produksi di PT Sinar Pangjaya Mulia adalah sebagai berikut :
1.      Dari bagian marketing menerima pesanan (Purchase Order) bentuk kain serta berapa jumlah yang dipesan dari pihak konsumen yang memerlukan
2.      Setelah menentukan bentuk pola kain maka dari marketing order tersebut diteruskan ke bagian produksi dalam hal ini PPIC
3.      PPIC kemudian mengeluarkan stock benang dari gudang untuk diteruskan ke bagian rajut benang untuk di proses menjadi kain Greige
4.      Setelah adanya follow up dari bagian penjualan mengenai jenis dan jumlah pesanan maka benang yang tadi sudah diolah menjadi kain Greige tersebut diteruskan ke bagian Dyeing untuk proses pencelupan dan ke bagian Finishig untuk pengeringan dan Set Lebar Gramasi
5.      Setelah menjadi kain untuk tahap akhir masuk ke bagian Quality Control untuk kemudian di packing dan siap diantarkan ke konsumen

 


     


















Gambar 3.2
 
 
Gambar 3.3
 



 









PROSEDUR PENERIMAAN ORDER CUSTOMER
TUJUAN :
1.       Memahami alur penerimaan order dari customer
2.       Proses  dokumen dari Sales Kontrak sampai dengan produksi
BAGIAN YANG TERKAIT :
1.       Marketing
2.       Direktur
3.       Accounting
4.       PPIC
5.       Gd Benang
6.       Produksi
PROSEDUR :
1.       Customer melakukan pemesanan kain  (PO) via phone atau melalui Fax ke marketing
2.       Marketing membuat Sales Kontrak rangkap 2
3.       SC diajukan ke direktur untuk diperiksa
4.       SC dittdi dan diserahkan kembali ke marketing
5.       Marketing memberikan copy SC ke Accounting, sedangkan aslinya diarsip marketing berdasarkan nomor urut.
6.       Marketing menerbitkan Job Order ke PPIC
7.       PPIC membuat memo produksi rangkap 2, memo 1 untuk  gudang benang, memo 2 untuk produksi
8.       Gd benang menyiapkan benang dan membuat bukti pengeluaran benang rangkap 3 : asli diberikan ke produksi, copy 1 diberikan ke accounting dan copy 2 diarsip sesuai nomor urut
9.       Bag Produksi melakukan proses produksi.

















PROSEDUR PRODUKSI S/D PENGIRIMAN  KAIN :
TUJUAN :
1.       Mengetahui flow barang dari grey s/d barang siap diekspedisi
2.       Alur proses pembuatan faktur penjualan.

BAGIAN YANG TERKAIT :
1.       Produksi
2.       Gd Grey
3.       Makloon Celup
4.       Gd Jadi
5.       Marketing
6.       Ekspedisi
7.       Accounting

PROSEDUR :
1.       Produksi mengirimkan hasil produksi berupa kain grey ke Gd Grey
2.       Gd Grey mengirimkan kain ke Makloon celup untuk diproses pewarnaan kain sesuai job order marketing
3.       Kain yang telah selesai dicelup dikirimkan ke Gd jadi
4.       Gd Jadi membuat bukti penerimaan barang rangkap 2, asli untuk accounting, copy diarsip
5.       Gd jadi melakukan proses penyimpanan di rak gudang jadi
6.       Marketing mengeluarkan instruksi pengeluaran barang ke gd jadi
7.       Gd jadi membuat bukti keluar barang rangkap 3, asli untuk accounting, copy 1 untuk ekspedisi, copy 2 diarsip
8.       Ekspedisi membuat packing list rangkap 4 ( asli untuk penagihan, copy 1 untuk accounting, copy 2 untuk customer pada saat pengiriman barang, copy 3 untuk arsip ).
9.       Accounting membuat faktur penjualan rangkap 4 (asli untuk penagihan, copy  1 untuk kontrabon, copy 2 untuk accounting, copy 3 arsip)















PROSEDUR PEMBAYARAN PIUTANG
TUJUAN :
Untuk mengetahui prosedur kontrabon ke customer s/d pelunasannya.

BAGIAN YANG TERKAIT :
Accounting

PROSEDUR :
1.       Accounting melakukan proses kontrabon dengan melampirkan faktur penjualan dan packing list asli ke customer.
2.       Customer melakukan proses pembayaran dan membuat giro /transfer ke rekening bank.
3.       Accounting menerima giro  kemudian menyetorkan ke bank.
4.       Setelah menerima slip setoran, accounting membuat bukti penerimaan kas/bank
5.       Bukti penerimaan kas / bank disatukan dengan copy faktur yang sudah lunas kemudian diarsip.








3.4           Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan pada evaluasi terhadap penerapan sistem informasi akuntansi Piutang cukup memadai akan tetapi masih banyak kekurangan. Dengan demikian apabila sistem informasi akuntansi yang ada di PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi Raschell, Cimahi sudah cukup memadai akan mendorong efektifitas pengendalian intern piutangnya. Kondisi tersebut dapat dibuktikan dari beberapa criteria atau kondisi dari sistem informasi akuntansi piutang yang diimplementasikan sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Susanto ( 2004:82) yaitu :
1.      Adanya proses pengumpulan
Proses ini merupakan proses pengumpulan data yang akan diolah menjadi informasi. Data ini merupakan informasi yang dijadikan data pertama. Pada Sistem Informasi Akuntansi piutang PT.SINAR PANGJAYA MULIA divisi Raschell , data ini diperoleh dari Sales Kontrak yang didistribusikan dari bagian Marketing
2.      Adanya proses pengolahan
Data atau informasi yang diperoleh, akan diolah menggunakan alat bantu komputer dan dilengkap software tertentu untuk menghasilkan output berupa laporan jumlah tagihan piutang yang harus dibayar oleh konsumen
3.      Adanya proses penganalisisan
Proses ini diwakilkan oleh adanya pencatatan jurnal umum untuk setiap transaksi, yaitu pencatatan transaksi pada saat terjadinya pembayaran, pembatalan, atau pencatatan transaksi saat ada perbaikan sesuai dengan data yang sebenarnya
4.      Adanya proses pengkomunikasian laporan
Informasi yang dihasilkan dalam entuk laporan selanjutnya akan didistribusikan pada pihak-pihak yang yang membutuhkan. Laporan yang disampaikan adalah berupa rekapitulasi jumlah pelanggan berikut jumlah tagihan yang harus dibayar.
Berdasarkan pada hasil evaluasi terhadap pelaksanaan sistem akuntansi piutang yang dijalankan PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi Raschell tersebut, maka perusahaan akan memperoleh kebaikan yang banyak dalam mendukung aktivitas perusahaan lainnya, seperti :
1.      Akan meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan dari transaksi piutang
2.      Akan menghemat biaya operasional perusahaan, sebab dengan adanya sistem informasi akuntansi ini, diharapkan informasi yang dihasilkan akan cepat tersedia
3.      Menjaga Aktiva perusahaan akan dapat terjaga, sebab transaksi keuangan dapat tercatat secara lengkap
Namun demikian terdapat pula keburukan dari penerapan sistem informasi akuntansi piutang yaiut, selain tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit, juga konektivitas laporan yang diolah secara komputer terkadang membuat laporan salah secara keseluruhan


















 

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi di PT SINAR PANGJAYA MULIA sudah cukup memadai akan tetapi masih ada kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari factor-faktor pendukungnya sebagai berikut :
1.   Di PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi raschell telah dilaksanakan sebuah sistem informasi yang baik, dan diimplementasikan sesuai prosedur serta ditunjang teknologi informasi scara fisik, sehingga perlindungan terhadap piutang secara fisik dan catatannya dapat dikendalikan dari kemungkinan hilang maupun penyalahgunaan secara sengaja atau tidak sengaja.
2.   Di PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi rashell belum  dilaksanakan pemisahaan tugas dan wewenang yang dapat mengendalikan kemungkinan berbagai pihak menyalahgunaan tanggung jawab yang dibebankan
3.   Telah terekam dan tercatatnya berbagai transaksi akuntasi yang terjadi, sehingga setiap kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan secra tidak sengaja dapat ditelusuri dan direkonsiliasi secara merunut.
4.   Setiap akhir bulan periode pembukuan selalu dilakukan pemeriksaan saldo piutang oleh fungsi akuntansi di supervisor pengendalian keuangan dan administrasi

4.2 Saran-saran
Pada umumnya, pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaksanaannya di PT SINAR PANGJAYA MULIA sudah memadai. Namun, tentunya tetap diperlukan saran yang membuat perbaikan yang bermanfaat terhadap kelangsungan perusahaan. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan antara lain :
1.      Untuk menunjang pengendalian yang baik, sebaiknya ada pemisahan wewenang dan pelaku antara pengontrol piutang (Supervisor) dengan pelapor piutang. Di PT SINAR PANGJAYA MULIA divisi raschell ini, belum ada pemisahan tersebut, yang dikhawatirkan akan meninggikan resiko penyalahgunaan tanggung jawab untuk bagian vital dalam akuntansi ini
2.      Untuk meningkatkan pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi dalam pengendalian piutang, sebaiknya selalu dilakukan rekonsiliasi secara berkala mengenai piutang yang lunas maupun saldo piutang antara catatan menurut supervisor pengendalian penagihan dengan catatan menurut supervisor pengendalian keuangan dan administrasi
3.      Untuk menunjang pelaksanaan tersebut,perlu adanya pendidikan danpelatihan,kursus-kursus maupun pendidikan-pendidikan lain secara intensif agar para pegawai dapat mengikuti perkembangan informasi dan teknologi yang diterapkan perusahaan.
4.      Sebaiknya perputaran atau rotasi perputaran jabatan diadakan di PT SINAR PANGJAYA MULIA. Hal ini berguna untuk mencegah kejenuhan yang belebih dan menilai hasil kerja dari pegawai yang digantikannya. Selain itu, perutaran ini dapat mencegah berbagai pihak menyalahgunakan wewenangnya dan mengontrol ketidakbiasaan yang mungkin dilakukan oleh pegawai sebelumnya














 

DAFTAR PUSTAKA

Cushing, Barry. 1995. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Salemba Empat
Davis, Gordon. 1999. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Andi
Ikatan Akuntan Indonesia. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI
Niswonger, Fees dan Warren. 1997. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Terpadu. Bandung: Rosda Karya












Tidak ada komentar:

Posting Komentar