IMAN
Oleh :
Asep Suhermin
Berbaring disudut-sudut kamar
Menerjemahkan hawa-hawa yang
terhirup
Jalan-jalan basah karena
kehujanan, angina dan air hujan
Sembari memikul rasa sakit
tetap merangkul aA-kitab
Berderak-derak dalam
kemunafikan
Jawaban dari sebuah jalanan
terjal
Menghembuskan nafas-nafas
dalam detik-detik terakhir, sebuah perjuangan
Iman yang terbawa obat-obat
meriang
Kini telah menjadi
jawaban-jawaban dalam album
Terjemahan teka teki berkibar
dalam suara merdu
Klub-klub rasa suka
bergontaian di ubun-ubun para pemabuk
Aku sendiri…
Tak ada orang lain, hanya Dia
Yang mengubah roti-roti tua
menjadi kering
Dalam julukan-julukan
popularitas yang semu
Pita-pita mesin ketik ini
telah kuganti
Sembari menyusun sebuah cerita
yang sering berulang
Ku menadah air-air jatuh yang
terasa perih
Bertabrakan dengan raga yang
menua..tidak ada lagi kekuatan
Aku memang bukan juara lagi,
namun hidup adalah pengalaman
Hai cinta, dalam sapaan ku
menyapa
Hati-hatilah dengan hujan
Dalam pesannya yang
rintik-rintik, tak ada rasa ragu
Selamat tinggal ambisi, karena aku
akan mati…
puisi tahun 2004
puisi tahun 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar