JIILUL QURAN, sebuah sejarah
generasi Qurani di Jahiliyah Modern
Mereka layaknya seperti anak-anak
biasa pada umumnya. Mereka seperti kita dulu yang sekarang sedang menulis
disebuah kantor, melamun disebuah kamar bersama istri atau suaminya, atau yang
sedang memimpin Negara dengan segala problematikanya. Mereka seperti kita dulu
saat kita dibentak ibu, karena es krim yang mengotori baju putih kita, atau
dijewer pa ustadz karena shalat subuh yang sengaja ditinggalkan.
Rasanya semua ingatan-ingatan itu
takkan pernah kadaluarsa menjadi kenangan yang tiada pernah terlupa. Namun coba
Tanya pada diri kita, apakah kita sudah sejati menjadi hamba TUHAN yang segala
sesuatunya kembali pada fitrah dan fungsi Kitab yang sengaja diturunkan TUHAN
untuk menuntun kita?
Ah..jika memang belum, apakah
kita akan mengatakan “terlanjur basah” dan kita diam?, atau kita tak merasa
malu saat para muallaf justru lebih faham dengan apa yang mereka anut?..
Itu sih tentu pilihan dan hak
semua orang? Tapi mengapa selalu ada istilah, bahwa seorang pencuri takkan mau
putranya ikut menjadi pencuri?...BANTU MEREKA YUK!!
JIILUL Quran, mungkin terasa aneh
bagi sebagian orang. Karena kebanyakan pengajian hanya berkutat pada fikih atau
tauhid, atau ilmu science yang membanggakan yang turun temurun diajarkan dengan
metoda feodal. Ya tentu tidak bisa disalahkan, karena materi-materi inipun tidak kalah penting
Adalah terdapat sebuah masjid kecil yang
dengan manajemen yang terbatas di sebuah kampong sisi kota di Cimahi, yang mencoba untuk menelurkan
JIILUL-JIILUL (generasi-generasi) Qurani yang mencintai islam langsung dari
sumber aslinya. Dan mereka digembleng sedemikian rupa, meski dengan
keterbatasan dalam berbagai sisi, agar cita-cita mulia ini terwujud, meski
sebetulnya sang pencetus tidak lebih dahsyat dari bocah-bocah luar biasa ini.hehe..tapi,
tujuan mulianya untuk memberntuk pemuda pemudi yang Qurani, tentu tak sebagian
orang terpanggil untuk memikirkannya
Bocah-bocah yang (menurut saya)
agak sedikit bandel, namun sangat betah berdiam diri di mesjid untuk menghafal
QS selanjutnya ini, selalu menjadi cerita yang membuat saya pribadi tertegun,
menangis, terharu, dan mewarnakan hidup yang tidak hanya sekedar berwarna, tapi
juga mengkilat dan bercahaya…
dengan berbagai keterbatasan kondisi, ruangan yang sempit dan berbenturan dengan kegiatan shalat 5 waktu, perlengkapan yang sederhana dan seadanya, keuangan yang betul-betul tergantung pada donatur yang terbatas, tidak menjadi halangan para bocah ini menuju impiannya menjadi SANG PENGHAFAL QURAN
dengan berbagai keterbatasan kondisi, ruangan yang sempit dan berbenturan dengan kegiatan shalat 5 waktu, perlengkapan yang sederhana dan seadanya, keuangan yang betul-betul tergantung pada donatur yang terbatas, tidak menjadi halangan para bocah ini menuju impiannya menjadi SANG PENGHAFAL QURAN
Anak-anak ini memberi ruang pada
semua orang dewasa yang masih memiliki hati dan ingin kembali pada fitrah
manusia dilahirkan, agar kita bisa sedikit merenungkan tentang apa maksud TUHAN
melahirkan kita didunia?, apa ini tentang makan, minum, ibadah, memuaskan
nafsu, bekerja, berkeluarga, dan menunggu kematian?. Mereka juga memberi sebuah
iklim agar, para orang dewasa tidak terlalu banyak beralasan dengan
penyesalan-penyesalan hidup yang berkutat pada lingkaran itu itu saja.
Bolehlah kiranya sy berbagi
cerita, agar dapat mengingatkan kita termasuk saya pribadi
Dan, Bagaimanakah kisah-kisah
para bocah generasi Quran ala laskar pelangi ini?...hehe..mudah-mudahan Alloh
memberi kemampuan dan kesempatan saya untuk membuka seluruh cerita bocah-bocah
yang sebagian besar adalah anak-anak dengan ekonomi yang jauh dibilang “wawwwww”
ini..
Jadi…ijinkan saya berbagi kisah
itu!!
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar