PANGANDARAN dan GRAND CANYON,
bagian 1
Hari sabtu 07 september 2013, Pukul
13.00 wib, meja kerjaku cepat-cepat kubereskan, meski masih terlihat
berantakan, tapi tak apalah, hari selasa saja lah nanti kubereskan. Khawatir
sahabatku sudah berada di kostanku. Kalau menghadapi sobatku yang satu ini
memang harus super sabar.heheeh. Maklum karibku ini lebih muda, jadinya kalau
bermain ke tempat-tempat wisata yang berbau adventure, semangatnya gak bisa
dibendung.
Aku sedikit berlari keluar dari
tempat kerjaku ini. Sudah terbayang apa saja yang akan kami lakukan di tempat
tujuanku nanti. Rasanya sudah ingin menghirup udara pantai dan bercumbu dengan
alam.
Sampai dikostan, aku masih memakai celana katun dan kemeja coklatku sewaktu kawanku membunyikan klakson pertanda ejekan, “ lambat, lambat, lambat”, ia sudah petantang petenteng dengan barang bawaannya. Sehingga kuputuskan untuk tetap memakai baju kerjaku itu, agar tidak membuat sahabtku marah-marah hanya karena aku ingin ganti baju.hehehe
Sampai dikostan, aku masih memakai celana katun dan kemeja coklatku sewaktu kawanku membunyikan klakson pertanda ejekan, “ lambat, lambat, lambat”, ia sudah petantang petenteng dengan barang bawaannya. Sehingga kuputuskan untuk tetap memakai baju kerjaku itu, agar tidak membuat sahabtku marah-marah hanya karena aku ingin ganti baju.hehehe
Karibku bernama teguh, usia
sekitar 27 tahunan, beda 2 tahun denganku dan sekarang sedang menyelesaikan
studi S1 nya jurusan pendidikan matematika di siliwangi cimahi., dan semangatnya masih
sangat berkobar kobar.hehehe. kadang sy geli melihat tingkahnya.
Yah, biasalah mahasiswa, kalau sudah sumpek dengan tugas-tugasnya, kadang penyegaran sangat diperlukan. apalagi memasuki tugas akhir.. well, akan selalu ada kejutan-kejutan emosi saat-saat seperti itu.
Yah, biasalah mahasiswa, kalau sudah sumpek dengan tugas-tugasnya, kadang penyegaran sangat diperlukan. apalagi memasuki tugas akhir.. well, akan selalu ada kejutan-kejutan emosi saat-saat seperti itu.
Ia sudah siap dengan peralatan
tempurnya. Meski harus rencana sana rencana sini, belum beli ini dan itu. Belum
beli persediaan makanan, air dsb. Ia memakai ransel dan satu tas kecil entah
didalamnya berisi apa. Tubuhnya sudah full proteksi dengan jaket, sweater,
masker, dan sarung tangan, juga tak lupa helm tentunya. Ada dua kantong keresek
yang berisi satu kompan kosong untuk air, dan sandal. Wah, bocah ini lebih
berpengalaman ke alam. Yah, sebagai yang lebih tua, aku mengalah saja,
berhubung aku sendiri belum terlalu faham apa yang harus dibawa untuk pergi berwisata.
Aku sendiri sudah diberi list untuk membawa beberapa peralatan, seperti alat
mandi, senter, berbagai casan, baju ganti, alat masak dan makan, serta tidak
bleh lupa “ALAT DOKUMENTASI”. Bagiku ini seperti peralatan kemping tapi keren. Hehehe.
Setelah aku turun keluar kamarku
, dan menyambut suara klakson motor diluar, dia langsung berkata, “cepetan, ntar
kemaleman, kita khan bukan mau pergi ke cianjur atau sukabumi”,
hem aku hanya mengangguk dan
menjawab, “ok ok,, tapi apa tak sebaiknya kita berdoa dulu?”,
“sejak keluar rumah aku sudah
berdoa dong”
Hem, dasar anak ini, kalau sudah
diberi saran, sikap yang pertama kali ditunjukan adalah skeptis. Ya sudahlah,
sambil motor mulai berjalan, aku berdoa sendiri didalam hati sambil menundukan
kepala yang disembunyikan dalam helmku, dan berharap agar liburan kali ini
tidak hanya sekedar liburan tapi juga bermanfaat dan menjadi nutrisi sendiri
untuk seluruh keimananku baik rohani ataupun jasmani. Aamiin.
Kami mulai berangkat dari rumah
sekitar pukul 13.30 wib dan beristirahat beberapa kali untuk melaksanakan
shalat wajib. Jalanan yang memang tidak kukenali agak sedikit berkelok-kelok dan
gelap (dibeberapa tempat sedang mati lampu),oleh karena itu, aku meminta pada
sang supir untuk menjalankan beat ku itu tidak lebih dari 60 km/jam. Meskipun
aku tahu sang supir itu bisa menjalankan lebih dari itu. but DONT !!!! Hehehe..
.
Kami sampai di area pangandaran
pada pukul 10 malam, langsung membayar tiket masuk sebesar 8.000 rupiah dan disambut
ojek-ojek malam yang berebut menawarkan tempat tinggal. Akhirnya setelah
memilih, kami jatuhkan pilihan pada sebuah penginapan seharga 75.000. Lumayan
irit, fasilitas secukupnya, air bersih, dan dekat dengan pantai serta warung
nasi. Kami menginap selama 2 hari. Hari pertama kami berencana untuk pergi ke
grand canyon, dan setengah hari kedua, kami akan menikmati hembusan angin
dipasir putih.

Setelah berbenah untuk
membereskan barang-barang dan membersihkan badan, kami langsung
beristirahat untuk menyambut esok hari.
Hem, green canyon, tunggu kami
!!, kami akan menciptakan sebuah konspirasi kemakmuran untukmu.hehehe
Esok… (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar